Menyelidiki cacat-cacat(aib) diri sendiri

Tiap-tiap orang takut untuk mengetahui akan kelemahan dirinya sendiri.Sebagai manusia kita tidak ingin kerendahan,yang kita ingin kan segala yang indah dan kemuliaan dan jarang kita sendiri tahu akan aib kita sendiri;
Berkata Jalinus At-Thabib;'kerana segala manusia cinta akan dirinya,tersembunyilah baginya aib dirinya itu.Tidak kelihatan olehnya walaupun nyata.Kecil dipandangnya walaupun bagaimana besarnya,'
Jalinus menunjukkan jalan,supaya kita tahu akan kelemahan dan aib sendiri.Iaitu pilih lah seorang taulan yang setia,yang sanggup menasihati jika kita berbuat perbuatan tercela.Teman yang tidak mau menyatakan aib kita yang hanya memuji dan menyanjung kita bukanlah sahabat yang setia.
Seorang Hakim berkata;'Temanmu ialah yang berkata benar dengan engkau,bukan yang membenar-benarkan engkau.Memang jika pekerjaan kita dicela dan perbuatan kita mendapat   cacian,kita merasa sedih, marah dan sakit hati sekali.Tabat kita manusia cintakan diri sendiri.Tapi lebih baik kita mencela diri sendiri sebelum dicela orang lain.
Tidak ada yang tidak berguna dialam ini,demikian ujar budiman;Musuh yang sejahat-jahatnya ada juga faedahnya.Kerana musuh itupun tahu benar akan cela dan kekurangan kita,akan disiarnya aib dan kekurangan kita itu kemana-mana,sebab itu jangan lah enggan mendengar celaan musuh.
Manusia yang budiman akan dapat mengambil manfaat dari musuh-musuhnya."
Hendak tahu dibaik orang,
tanyakan kepada kawannya.
Hendak tahu dihina orang,
tanyakan kepada lawannya.
Jika kita melihat orang lan tersesat,lekas lah mencela diri kita sendiri dan berlindung lah kepada Tuhan,dan jangan lekas mengata orang.Mohon lah supaya ditetapkan didalam taat,kerana kita pun  tidak tahu bagaimana agaknya perjalanan hidup kita nanti."
Kata Al-Kindi juga;Jangan meniru perangai lampu,menerangi orang lain tetapi diri sendiri terbakar.Tetapi contohilah perangai bulan,tiap-tiap kali bertentangan dengan matahari, ia mendapat cahaya baru..
Maka mari kita renung renungkan.